Pemprov Jakarta Sulap 235 Hektar Lahan di Rorotan

Istimewa

Pemprov Jakarta – Siapa sangka, lahan 235 hektar di Rorotan, Jakarta Utara, yang dulunya hanya dipenuhi semak belukar, tanah kosong, dan genangan air, kini berubah drastis menjadi kawasan agro wisata yang menggoda mata. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak main-main dalam mengubah wajah kawasan ini. Dari sekadar hamparan tanah terlantar, kini berdiri area hijau produktif yang tak hanya menyegarkan mata, tapi juga menjanjikan manfaat ekonomi dan edukasi.

Bayangkan saja: ladang luas dengan barisan tanaman hortikultura, petak-petak sawah urban modern, rumah kaca teknologi tinggi, hingga jalur trekking dan spot foto Instagramable yang di sulap begitu rapi. Ini bukan sekadar taman kota biasa. Ini adalah laboratorium hidup yang menggoda publik untuk lebih dekat dengan alam — di tengah hiruk pikuk ibukota.

Misi Besar di Balik Agro Wisata Rorotan

Bukan hanya demi estetika. Langkah ambisius ini merupakan bagian dari strategi Pemprov Jakarta untuk mengatasi keterbatasan ruang hijau sekaligus mendorong kemandirian pangan. Kawasan ini di rancang tidak sekadar menjadi tempat wisata, tapi juga pusat pelatihan pertanian modern, zona edukasi bagi pelajar, dan lokasi eksperimen teknologi pertanian urban.

Bayangkan anak-anak sekolah berjalan menyusuri kebun buah sambil belajar langsung dari petani lokal. Atau warga Jakarta yang bisa memetik sendiri hasil pertanian segar, tanpa perlu menembus kemacetan ke luar kota. Semua itu kini bukan mimpi kosong.

Dari Lumpur ke Lumbung: Proyek Ambisius yang Patut Diwaspadai

Namun, di balik kemegahan ini, pertanyaan kritis muncul: akankah proyek ini benar-benar berpihak pada masyarakat? Atau hanya akan menjadi monumen kosong demi pencitraan politik?

Proyek seambisius ini tentu memakan anggaran besar, dan masyarakat berhak tahu seberapa transparan pengelolaannya. Apakah petani lokal di libatkan? Siapa yang akan mengelola dan memetik keuntungan dari wisata ini? Apakah harga tiketnya akan ramah bagi warga menengah ke bawah slot777, atau hanya jadi taman eksklusif bagi segelintir kalangan?

Publik perlu terus mengawasi. Jangan sampai agro wisata Rorotan berubah menjadi sekadar etalase hijau yang indah di luar tapi kosong di dalam. Pemerintah telah menghidupkan lahan mati — sekarang tugas rakyat memastikan itu bukan hanya hidup, tapi juga adil dan berkelanjutan.

Baca juga: https://legarsvoyage.com/

Proyek ini bisa menjadi tonggak revolusi urban farming Indonesia — atau justru jadi simbol lain dari pembangunan yang tidak menyentuh akar rumput.